1. Apa Itu “Sister Hong”?

Sister Hong adalah julukan yang diberikan pada seorang pria berusia 38 tahun, berinisial Jiao, dari kota Nanjing, Tiongkok. Ia berdandan sebagai perempuan, menggunakan wig, makeup tebal, bahkan menggunakan filter dan voice changer untuk memikat pria lewat aplikasi kencan. Namun, ia ternyata merekam secara rahasia ribuan pertemuan intim dan menjualnya dalam grup berbayar ¥150 (sekitar US$21)
2. Skala dan Modus Operandi
- Jumlah korban: Klaim awal mencapai ~1.600 pria, meski polisi menyebut bisa jadi dilebih-lebihkan .
- Modus: Bertemu pria tanpa tarif, namun meminta “oleh-oleh kecil” seperti buah, minyak goreng, atau susu sebelum melakukan pertemuan intim .
- Demografi korban: Bervariasi—mahasiswa, profesional muda, bahkan warga asing.
3. Penangkapan & Dampak Hukum
Pada awal Juli 2025, aparat dari Jiangning Public Security Bureau menangkap Jiao atas tuduhan pembuatan dan distribusi pornografi tanpa izin. Video-video tersebut kini dihapus dari platform, sementara pusat kesehatan lokal menawarkan pemeriksaan penyakit menular seksual kepada masyarakat yang mungkin terpapar .
4. Reaksi Publik & Budaya Viral
- Media sosial: Hashtag “南京红姐” (Nanjing Sister Hong) menduduki trending topik di Weibo dengan >200 juta tampilan dalam hitungan hari.
- Memes & turunan konten: Maraknya meme, filter AR yang meniru kamar Sister Hong, serta tutorial fashion ala Sister Hong (wig, masker, blouse bunga) .
- Diskursus sosial: Menimbulkan perbincangan soal privasi pengguna, kesehatan publik (HIV/STI), serta dilema gender dan kelas sosial .
5. Mengapa Menggegerkan Dunia?
Kasus ini mencuat karena menyentuh beberapa isu sensitif sekaligus:
- Privasi dan teknologi (kamera tersembunyi & penyebaran konten)
- Seksualitas di era digital (penyamaran identitas dan kencan online)
- Potensi krisis kesehatan masyarakat akibat penyebaran STI
- Kekhawatiran gender, orientasi, dan norma sosial